Mengapa Anak Bisa Menjadi Pelaku Bullying? Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tips dan trik05 Januari 2025 00:32 WIB
Belakangan ini, berita tentang kasus bullying di kalangan anak-anak makin sering terdengar. Nggak heran kalau para orang tua mulai khawatir soal pergaulan anak-anak mereka. Bahkan di sekolah dengan reputasi tinggi sekalipun, anak-anak tetap bisa jadi korban atau malah pelaku bullying.
Baru-baru ini, jagat maya ramai dengan kasus bullying di salah satu sekolah internasional di Serpong, Tangerang Selatan. Ternyata, siapa teman-teman anak dan lingkungan tempat mereka bergaul punya pengaruh besar terhadap perilaku sosial mereka. Anak-anak cenderung menunjukkan sifat yang berbeda-beda tergantung lingkungannya.
Tapi gimana kalau suatu hari kamu mendapati anakmu terlibat dalam perilaku bullying? Atau yang lebih bikin miris, malah jadi pelaku? Yuk, kita bahas penyebab dan solusinya!
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah perilaku menyakiti seseorang secara berulang-ulang, biasanya karena pelaku merasa lebih berkuasa. Bentuknya bisa fisik, verbal, atau perilaku kasar lainnya.
Menurut UNICEF, anak laki-laki cenderung melakukan bullying secara fisik, sementara anak perempuan biasanya menggunakan kata-kata untuk menyerang. Tapi sayangnya, perilaku ini sering dianggap remeh.
Jenis-Jenis Bullying
Berdasarkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), bullying bisa dibagi jadi beberapa jenis:
- Bullying Fisik Langsung: Kekerasan fisik seperti memukul atau menendang.
- Bullying Verbal Langsung: Ucapan yang menyakiti, seperti mengejek atau menghina.
- Cyberbullying: Kekerasan lewat media sosial atau platform online.
- Bullying Non-Verbal Langsung: Bahasa tubuh yang menghina, seperti tatapan sinis.
- Bullying Non-Verbal Tidak Langsung: Mengucilkan atau mengabaikan seseorang.
- Pelecehan Seksual: Gabungan perilaku fisik dan verbal dengan unsur seksual.
Kenapa Anak Bisa Jadi Pembully?
Ada beberapa alasan kenapa seorang anak bisa jadi pembully, baik karena pengaruh dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri:
- Pola Asuh yang Kurang Tepat
Anak nggak diajarkan cara mengontrol emosi atau bahaya bullying. - Meniru Teman atau Media
Perilaku buruk ini bisa aja ditiru dari teman-temannya atau media yang mereka konsumsi. - Merasa Superior
Anak merasa lebih hebat dan berkuasa atas orang lain. - Harga Diri Rendah
Anak yang kurang perhatian atau kasih sayang sering merasa rendah diri dan mencari cara untuk merasa lebih "penting." - Balas Dendam
Anak yang pernah jadi korban bullying kadang membalas dendam dengan menjadi pembully.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Membully
Kalau anakmu terlibat bullying, jangan langsung marah atau menyalahkan, ya. Coba lakukan langkah-langkah ini:
- Ajak Anak Bicara
Diskusikan dengan tegas tapi penuh pengertian. Cari tahu alasan di balik perilakunya. - Lihat dari Sisi Korban
Bantu anak memahami perasaan korban dan dampak buruk dari perilakunya. - Pantau Kesehariannya
Awasi perilaku anak di rumah dan di sekolah. Kalau perlu, ngobrol juga dengan guru. - Minta Bantuan Ahli
Kalau masalahnya cukup serius, jangan ragu ajak psikolog anak untuk membantu. - Jaga Komunikasi
Luangkan waktu buat ngobrol dan memperkuat hubungan. Anak yang merasa didengar biasanya lebih mudah berubah.
Bullying bukan cuma soal anak-anak yang "nakal," tapi sering kali jadi cerminan lingkungan mereka. Sebagai orang tua, kita punya peran besar untuk mencegah dan mengatasi perilaku ini. Yuk, bantu anak-anak kita tumbuh jadi pribadi yang lebih baik! 💖
Source Image : https://www.freepik.com/free-vector/bullying-kids-school-scene_32266927.htm