Perbedaan Mahar dan Mas Kawin dalam Islam yang Perlu Diketahui Calon Pengantin

Pernikahan20 Mei 2025 12:20 WIB
Perbedaan Mahar dan Mas Kawin dalam Islam yang Perlu Diketahui Calon Pengantin

Dalam tradisi pernikahan Islam, istilah mahar dan mas kawin sering digunakan secara bergantian. Namun, apakah keduanya benar-benar memiliki arti yang sama? Ataukah ada perbedaan penting yang perlu diketahui oleh calon pengantin maupun masyarakat umum?

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai arti, hukum, serta perbedaan antara mahar dan mas kawin dalam konteks pernikahan Islam di Indonesia. Yuk, simak sampai akhir agar kamu tidak salah kaprah!

Pengertian Mahar dalam Islam

Mahar adalah pemberian wajib dari mempelai pria kepada mempelai wanita sebagai bentuk penghormatan, penghargaan, dan komitmen dalam ikatan pernikahan. Dalam Al-Qur’an, mahar disebut dengan istilah ṣaduqāt, sebagaimana tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 4:

“Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang wajib...” (QS. An-Nisa: 4)

Mahar bisa berupa uang, emas, barang berharga, atau bahkan sesuatu yang non-materi seperti hafalan Al-Qur’an, atau jasa mengajarkan sesuatu yang bermanfaat. Intinya, mahar adalah hak mutlak istri yang harus diberikan oleh suami dan tidak boleh ditahan.

Baca juga: Tips Prewedding Outdoor Romantis yang Bikin Momen Makin Berkesan

Apa Itu Mas Kawin?

Mas kawin sebenarnya merupakan istilah yang lebih dikenal dalam budaya Indonesia. Dalam praktiknya, mas kawin adalah bentuk fisik dari mahar yang disepakati kedua belah pihak. Kata “mas kawin” kemungkinan berasal dari pengaruh bahasa Jawa dan Melayu yang mengacu pada emas atau perhiasan yang biasa diberikan saat pernikahan.

Jadi, mas kawin adalah bentuk praktis dari mahar, yang bisa dilihat dan disaksikan dalam prosesi akad nikah. Di Indonesia, mas kawin biasanya disebutkan dalam ijab kabul sebagai bentuk simbolis dari pemberian mahar.

Contohnya:

"Saya nikahkan engkau dengan mahar berupa logam mulia seberat 5 gram dibayar tunai."

Perbedaan Antara Mahar dan Mas Kawin

Meskipun tampak mirip, ada beberapa perbedaan mendasar antara mahar dan mas kawin jika ditinjau dari sudut agama dan budaya:

AspekMaharMas Kawin
Asal IstilahArab/IslamBudaya lokal Indonesia
MaknaPemberian wajib menurut syariatWujud praktis mahar dalam budaya
BentukBisa berupa benda atau non-bendaUmumnya benda fisik seperti emas, uang, atau perhiasan
KonteksDigunakan dalam hukum IslamDigunakan dalam praktik budaya dan administrasi nikah di Indonesia

 

Dengan demikian, semua mas kawin adalah mahar, tetapi tidak semua mahar harus berupa mas kawin secara fisik. Misalnya, seseorang bisa memberikan mahar berupa mengajarkan ilmu atau hafalan surat Al-Qur’an, yang tidak berbentuk benda, tetapi sah secara hukum Islam.

Baca juga: Kisah Haru Remaja 14 Tahun Melahirkan Didampingi Suami 16 Tahun, Pesan Dokter Ini Menyentuh Banyak Hati

Apakah Jumlah Mahar Harus Mahal?

Pertanyaan ini sering muncul di kalangan pasangan yang akan menikah. Jawabannya adalah tidak. Dalam Islam, mahar tidak harus mahal. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan agar tidak mempersulit urusan mahar.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits:

"Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah (ringan)." (HR. Abu Dawud)

Mahar yang mahal justru bisa menjadi beban bagi pihak laki-laki dan bisa menghambat pernikahan. Yang lebih penting adalah keikhlasan dan niat baik dalam membangun rumah tangga.

Fungsi dan Hikmah Mahar

Selain sebagai syarat sah pernikahan, mahar memiliki fungsi dan hikmah sebagai berikut:

  1. Simbol penghormatan kepada wanita.
  2. Menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab pria.
  3. Menjadi hak istri sepenuhnya.
  4. Bentuk penghargaan terhadap lembaga pernikahan.

Bagaimana Menentukan Mahar atau Mas Kawin?

Penentuan mahar atau mas kawin bisa dilakukan melalui musyawarah antara pihak keluarga atau langsung oleh calon pengantin. Tidak ada batasan nilai minimal atau maksimal. Namun, dianjurkan agar sesuai kemampuan dan tidak memberatkan.

Beberapa contoh mahar yang umum di Indonesia antara lain:

  • Uang tunai (Rp 100.000, Rp 1 juta, dll)
  • Emas logam mulia (1 gram – 10 gram)
  • Perhiasan
  • Alat salat
  • Hafalan surat pendek atau Al-Qur’an
  • Buku karya sendiri

Baca juga: Panduan Lengkap Membuat Undangan Digital Gratis (Terbaru 2025)

Kesimpulan

Secara garis besar, mahar dan mas kawin memiliki makna yang serupa, namun berasal dari latar belakang yang berbeda. Mahar adalah istilah dari ajaran Islam yang bersifat syariat, sementara mas kawin merupakan istilah lokal yang merujuk pada wujud konkret dari mahar.

Keduanya sama-sama penting dan tidak boleh diabaikan dalam proses pernikahan. Namun yang paling utama adalah niat baik, keikhlasan, dan komitmen membangun rumah tangga sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Jadi, jika kamu sedang mempersiapkan pernikahan, jangan terlalu pusing dengan nominal mahar atau mas kawin. Yang penting adalah kesepakatan dan kemampuan masing-masing pihak, serta menjaga makna suci dari pernikahan itu sendiri.

Jika kamu ingin membuat web atau vidio undangan pernikahan kamu bisa cek disini.

(Illustration: freepik.com)

Share :