Hindari Tuntutan Berlebihan dalam Pernikahan, Buya Yahya Beri Nasihat

Pernikahan01 Februari 2025 06:46 WIB
Hindari Tuntutan Berlebihan dalam Pernikahan, Buya Yahya Beri Nasihat

SribuLink.com - Pernikahan adalah momen yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi pasangan yang memulai kehidupan bersama. Namun, dalam beberapa kasus, peran mertua justru bisa menjadi tantangan tersendiri bagi menantu.

KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya membahas fenomena ini dalam ceramahnya. Ia menyoroti bagaimana beberapa mertua memberikan tuntutan berat yang berpotensi menyulitkan kehidupan menantu.

"Termasuk mertua kadang-kadang menyiksa. Suatu ketika ada satu orang menikah, tuntutan dari mertuanya begitu berat. Laki-laki ini punya motor satu-satunya untuk bekerja, lalu disuruh menjualnya. Akhirnya, ia tidak bisa bekerja," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Menurutnya, tuntutan yang berlebihan dari mertua bisa berdampak buruk terhadap rumah tangga anak dan menantu. Jika sejak awal pasangan sudah dibebani dengan berbagai permintaan, keharmonisan dalam pernikahan bisa terganggu.

"Kenapa mertua begitu? Kok masih mau? Ya apa adanya dulu ngaku, jangan memaksa. Akhirnya yang seharusnya bulan madu jadi bulan garam," tambahnya dengan nada bercanda.

Buya Yahya mengingatkan bahwa esensi pernikahan adalah menciptakan kebahagiaan, bukan menambah tekanan bagi pasangan baru, baik dalam bentuk tuntutan materi maupun ekspektasi sosial yang berlebihan.

Pernikahan Bukan Ajang Pamer Kemewahan

Salah satu beban yang kerap menjadi permasalahan adalah tuntutan untuk mengadakan resepsi mewah. Tidak sedikit calon pengantin laki-laki yang terpaksa mengeluarkan biaya besar demi memenuhi standar keluarga calon pasangan.

"Dia kayaknya pemikir utang, pemikir ini, enggak kerjaan. Termasuk kadang resepsi harus mahal, harus jutaan. Sehingga calon pengantin laki-laki harus mengeluarkan duit yang banyak," lanjutnya.

Ia menegaskan bahwa kebiasaan semacam ini menyerupai tradisi jahiliyah, di mana pernikahan dijadikan ajang transaksi yang membebani salah satu pihak.

Pernikahan memang bisa menjadi momen bahagia, tetapi jika syarat yang ditetapkan terlalu berat, hal tersebut justru dapat menambah tekanan bagi calon pengantin. Seharusnya, pernikahan menjadi awal kehidupan baru yang lebih baik, bukan sekadar ajang pamer kemewahan.

Masih banyak masyarakat yang memegang budaya pernikahan dengan standar sosial tinggi, tanpa mempertimbangkan dampak finansialnya bagi calon pengantin. Buya Yahya menekankan bahwa menikahkan anak bukan berarti menjualnya dengan harga tinggi. Orang tua seharusnya lebih mengutamakan kebahagiaan anak dibanding gengsi semata.

Baca juga: Viral! Pernikahan Sederhana Tanpa Pelaminan dan Seserahan Boks Kosong, Penuh Makna!

Peran Mertua Sebagai Pendukung, Bukan Pemberi Beban

Selain masalah finansial, intervensi berlebihan dari mertua juga dapat menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Ketika orang tua terlalu ikut campur dalam kehidupan anak dan menantunya, hal ini berisiko menciptakan ketegangan yang merugikan kedua belah pihak.

Sebagai orang tua, tugas utama mereka adalah mendukung dan membimbing anak dalam membangun rumah tangga, bukan menambah beban. Pernikahan yang seharusnya membawa kebahagiaan bisa berubah menjadi tekanan apabila banyak tuntutan yang tidak perlu.

Buya Yahya menegaskan bahwa lebih baik membantu pasangan muda dalam memulai kehidupan mereka daripada memberikan tuntutan yang justru membuat mereka semakin terbebani.

Jika mertua benar-benar peduli terhadap kebahagiaan anak dan menantunya, mereka seharusnya berperan sebagai pendukung, bukan sebagai pemberi tekanan.

Pernikahan yang ideal adalah yang dimulai dengan niat baik dan tanpa beban berlebihan, sehingga pasangan bisa lebih fokus membangun kehidupan bersama. Dengan sikap yang bijak dari semua pihak, pernikahan akan menjadi lebih harmonis dan membawa keberkahan.

Pada akhirnya, tujuan utama pernikahan bukanlah mengadakan pesta mewah atau memenuhi gengsi keluarga, melainkan menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Baca juga: Manfaat Menggunakan Undangan Digital untuk Acara Spesial Anda

(Sumber: YouTube Al Bahjah TV)

(Illustration: STAI Al-Bahjah)

Share :