Tanpa Disadari, Pola Asuh Ini Bisa Bikin Anak Jadi Tukang Bully!
Parenting10 Maret 2025 12:19 WIB
Pernah nggak sih, kita bertanya-tanya kenapa ada anak yang bisa tumbuh jadi pelaku bullying? Apakah mereka memang lahir dengan sifat kasar, atau ada sesuatu yang membentuknya? Nah, jawabannya bisa jadi ada pada pola asuh orang tua! Yup, pola asuh yang diterapkan di rumah ternyata punya pengaruh besar terhadap bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain. Mari kita bahas lebih dalam!
1. Terlalu Keras dan Otoriter
Banyak orang tua yang berpikir kalau cara terbaik mendidik anak adalah dengan ketegasan yang super ketat. Aturan harus ditaati, nggak ada ruang untuk diskusi, dan kesalahan sekecil apa pun dihukum. Pola asuh seperti ini memang bisa membuat anak disiplin, tapi ada efek sampingnya. Anak bisa jadi lebih agresif karena di rumah mereka terbiasa mendapatkan tekanan. Ketika mereka punya kesempatan untuk merasa lebih kuat daripada orang lain—misalnya di sekolah—mereka cenderung menyalurkan frustrasi itu dengan menindas teman-temannya.
2. Terlalu Memanjakan
Kebalikan dari otoriter, ada juga pola asuh yang terlalu permisif alias memanjakan anak secara berlebihan. Apa pun keinginan anak dituruti, nggak pernah dimarahi, dan kalau mereka melakukan kesalahan, orang tua langsung mencari alasan untuk membelanya. Akibatnya, anak bisa tumbuh dengan rasa superior, merasa bahwa mereka lebih hebat dari orang lain, dan nggak punya empati. Sikap seperti ini bisa mendorong mereka untuk meremehkan atau merendahkan teman-temannya, yang pada akhirnya bisa berkembang menjadi perilaku bullying.
3. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang
Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua bisa mencari cara sendiri untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungannya. Salah satu caranya? Dengan melakukan bullying. Mereka mungkin berpikir bahwa dengan menindas orang lain, mereka bisa lebih diperhatikan dan dihormati oleh teman-temannya. Jika di rumah mereka sering diabaikan, bukan nggak mungkin mereka akan mencari validasi dengan cara yang salah.
4. Orang Tua Sering Memberi Contoh Buruk
Anak adalah peniru ulung. Kalau mereka sering melihat orang tuanya kasar, mudah marah, atau meremehkan orang lain, mereka akan menganggap bahwa perilaku seperti itu adalah hal yang wajar. Misalnya, kalau orang tua sering berkata, "Ah, dasar si A lemah, pantas aja selalu kalah," anak bisa menginternalisasi pemikiran bahwa meremehkan orang lain itu sah-sah saja. Ujung-ujungnya, mereka bisa melakukan hal yang sama di lingkungan pergaulan mereka.
5. Tidak Ada Konsekuensi Jelas Saat Anak Berbuat Salah
Ada juga orang tua yang nggak pernah menegur anaknya saat mereka melakukan kesalahan. Mungkin karena terlalu sibuk, atau karena berpikir "Ah, masih kecil, nanti juga ngerti sendiri." Tapi justru ini bisa jadi masalah besar. Jika anak dibiarkan menindas teman-temannya tanpa ada konsekuensi yang jelas, mereka akan menganggap bahwa tindakan mereka baik-baik saja. Malah, mereka bisa semakin menjadi-jadi!
6. Tidak Mengajarkan Empati
Empati adalah kunci utama supaya seseorang nggak mudah melakukan bullying. Kalau anak sejak kecil diajarkan untuk memahami perasaan orang lain, mereka akan lebih bisa menghargai orang lain dan nggak asal bertindak. Sayangnya, nggak semua orang tua sadar pentingnya hal ini. Banyak yang hanya fokus pada nilai akademik atau prestasi anak, tanpa mengajarkan bagaimana cara bersikap baik terhadap sesama.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Nah, kalau kita nggak mau anak tumbuh jadi pelaku bullying, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Jadilah contoh yang baik. Anak belajar dari apa yang mereka lihat, jadi tunjukkan sikap yang penuh empati dan hormat terhadap orang lain.
- Seimbangkan antara ketegasan dan kasih sayang. Jangan terlalu keras, tapi juga jangan terlalu memanjakan.
- Berikan konsekuensi yang jelas. Jika anak berbuat salah, ajak mereka berdiskusi dan berikan sanksi yang mendidik.
- Ajarkan empati sejak dini. Biasakan anak untuk memahami bagaimana perasaan orang lain dan dampak dari perbuatannya.
- Luangkan waktu untuk mereka. Jangan sampai anak merasa diabaikan dan mencari perhatian dengan cara yang salah.
Pola asuh memang bukan satu-satunya faktor yang membuat anak bisa menjadi pelaku bullying, tapi ini adalah faktor yang sangat berpengaruh. Yuk, mulai perbaiki pola asuh kita agar anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik, penuh empati, dan tentunya jauh dari perilaku bullying!
(Illustration: freepik.com)