Aurel Hermansyah Bagikan Pengalaman Bermain dengan Anak dan Pentingnya Peran Orangtua

Parenting26 April 2025 01:57 WIB
Aurel Hermansyah Bagikan Pengalaman Bermain dengan Anak dan Pentingnya Peran Orangtua

Saat anak sedang berada dalam masa pertumbuhan, bermain bukan sekadar kegiatan untuk bersenang-senang melainkan bagian penting dari proses belajar mereka. Bahkan, menurut WHO, anak usia 1-2 tahun dianjurkan untuk aktif bergerak, termasuk bermain, selama total 180 menit setiap harinya.

Melalui permainan, anak belajar mengenal dunia di sekitarnya, mengembangkan cara berpikir, serta memperkuat kemampuan sosial dan komunikasi. Tak hanya itu, stimulasi dari aktivitas bermain juga membantu memperkuat koneksi otak dan kemampuan memecahkan masalah.

Lebih dari sekadar manfaat kognitif, bermain bersama anak juga menjadi cara ampuh mempererat ikatan emosional antara orangtua dan si kecil. Keterlibatan orangtua saat bermain menciptakan rasa aman dan percaya diri pada anak. Sayangnya, berdasarkan survei JAKPAT tahun 2025, hanya 1 dari 3 ibu di Indonesia yang menghabiskan waktu minimal 60 menit sehari untuk bermain bersama anak.

Peran Orangtua Sangat Dibutuhkan

Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo menegaskan bahwa bermain adalah aktivitas alami bagi anak. “Tanpa diminta pun, anak pasti akan bermain. Tapi kalau dibiarkan sendiri terus, potensi stimulasi jadi tidak maksimal,” ujarnya dalam konferensi pers kampanye “Main Jangan Main-Main” dari Nestlé LACTOGROW, Kamis (24/04/2025).

Vera juga menjelaskan berbagai manfaat bermain bagi anak, seperti:

  • Mengasah sensorik dan motorik
  • Meningkatkan kognisi dan kemampuan mengatur diri (self-regulation)
  • Memperkuat ikatan emosional
  • Memberi dampak positif bagi kesejahteraan orangtua melalui pelepasan hormon oksitosin

Agar manfaat tersebut optimal, orangtua disarankan untuk aktif terlibat dalam aktivitas bermain. Untuk membantu, Vera memperkenalkan panduan sederhana yang disebut “MAINKAN”:

  • M: Menjadi teman bermain anak
  • A: Aktivitas disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan
  • I: Interaktif dan dua arah, tanpa gangguan gadget
  • N: Nutrisi yang mendukung perkembangan anak
  • K: Kurangi larangan yang tidak perlu
  • A: Ajak anak terlibat aktif
  • N: Nikmati setiap momen bermain bersama

“Bermain bukan sekadar kesenangan bagi anak, tetapi juga cara mereka belajar - mengembangkan kreativitas, daya pikir, serta keterampilan sosial dan emosional,” ujar Vera.

Baca juga: Si Kecil Lebih Pintar dan Sehat! Ini 5 Manfaat DHA yang Wajib Diketahui Orang Tua

Kesehatan Pencernaan: Kunci Anak Aktif dan Nyaman Bermain

Aktivitas bermain akan lebih menyenangkan jika anak merasa nyaman secara fisik, terutama pada sistem pencernaannya. Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjelaskan bahwa kondisi saluran cerna sangat memengaruhi mood dan perilaku anak. “Saluran cerna bisa disebut sebagai otak kedua. Kalau perut anak bermasalah, emosinya pun bisa terganggu. Ini dikenal sebagai konsep gut-brain-axis,” jelasnya.

Untuk menjaga saluran cerna anak tetap sehat, Dr. Ariani menyarankan:

  1. Berikan makanan yang mengandung probiotik, seperti Lactobacillus reuteri
  2. Cukupi kebutuhan prebiotik dari serat pangan
  3. Batasi asupan gula tambahan

Sebagai dukungan, LACTOGROW menghadirkan formula dengan kombinasi Probiotik Lactobacillus reuteri, Prebiotik Inulin, dan tanpa sukrosa. Kandungan ini dirancang untuk menjaga kesehatan pencernaan si kecil agar mereka tetap aktif dan nyaman saat bermain.

Baca juga: Tanpa Disadari, Pola Asuh Ini Bisa Bikin Anak Jadi Tukang Bully!

Cerita Aurel Hermansyah: Bermain di Tengah Kesibukan

Sebagai ibu muda sekaligus publik figur, Aurel Hermansyah berbagi pengalamannya membagi waktu untuk bermain bersama anak. Ia mengatur sesi bermain sebanyak 2–3 kali sehari, masing-masing berdurasi sekitar 30 menit.

“Dulu anak sempat mengalami gangguan pencernaan. Tapi sejak rutin mengonsumsi susu dengan probiotik dan prebiotik seperti LACTOGROW, mereka jadi lebih nyaman dan semangat bermain,” ceritanya.

Aurel juga menyambut baik kampanye “Main Jangan Main-Main” dan mengajak para orangtua untuk ikut berpartisipasi. “Momen bermain bareng anak itu nggak bisa digantikan. Yuk, luangkan waktu dan main dengan sepenuh hati,” tutupnya.

Baca juga: Anak Suka Gigit Kuku? Hati-hati, Bisa Bikin Masalah, Lho!

Share :